Minggu, 15 Februari 2009

Refleksi Liburan

REFLEKSI LIBURAN

Pada akhir bulan Desember sampai akhir bulan Januari, aku mendapat kesempatan dari seminari untuk merayakan natal dan tahun baru di rumah bersama dengan keluarga. Tentunya aku sangat senang dengan hal ini. Segudang rencana telah aku siapkan untuk menikmati liburan di rumah, mulai dari pergi ke gereja pada saat acara natal, pergi ke rumah sanak saudara, membeli kebutuhan yang akan diperlukan di seminari, sampai pergi jalan – jalan bersama dengan teman – teman.

Liburan kemarin juga aku bersama dengan Elson (seminaris kelas 1) mendapat tugas dari Romo di paroki untuk memimpin ibadat dalam acara natal anak – anak. Sebenarnya aku sudah tahu kalau aku mendapat tugas ini jauh – jauh hari, bahkan pada awal bulan Desember. Tetapi karena keteledoranku sampai 1 hari sebelum hari- Hnya aku belum mempersiapkan hal ini.

Tetapi dalam liburan kemarin, segudang rencana yang sudah aku rencanakan sebelumnya akhirnya hampir semuanya musnah atau sirna, hanya beberapa rencana yang berhasil dijalankan. Mengapa bisa seperti itu ? Ini karena sepanjang liburan kemarin aku menderita sakit yang menyebabkanku harus terbaring lemas di rumah, bahkan aku sempat dirawat di rumah sakit selama 4 hari 3 malam.

Dalam liburan kemarin aku menderita penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Penyakit inilah yang membuatku harus terbaring lemas di rumah. Selain itu penyakit inilah yang membuyarkan segdang rencana yang telah kusiapkan sebelumnya.

Sebenarnya aku merasa tidak enak dengan orang tuaku karena liburan bukannya bergembira dengan keluarga tetapi malah ngerepotin keluarga karena sakit. Bahkan sesaat sebelum aku pergi untuk menghadiri misa malam natal di gereja, aku sempat ditanyain oleh eyangku, dia bertanya apakah aku sudah tidak betah tinggal di seminari, sehingga pulang liburan aku malah sakit ? Aku langsung menjawab kalau aku sakit bukan karena aku tidak betah, tetapi karena aku sedang benar – benar tidak berada dalam kondisi yang fit.

Tetapi ketika aku sakit, aku sempat merenungkan suatu hal yaitu kenapa Tuhan tega – teganya memberi aku penyakit sehingga aku tidak bisa menikmati liburan, bahkan sampai merepotkan orang tua ? Dalam permenungan itu aku mendapat sebuah makna yang sangat dalam yaitu perhatian orang tua kepadaku yang sudah lama tidak aku rasakan.

Selain itu aku mendapat sebuah makna lain yaitu aku merasakan perhatian orang – orang sekitarku ketika mereka datang untuk menjenguk aku, padahal ketika mereka sakit, aku jarang sekali ikut pergi untuk menjenguk mereka.

Walaupun aku sakit ketika liburan, aku tetap yakin kalau Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik kepadaku. Selain itu aku percaya bahwa kata – kata Rm. Heru pada saat perayaan natal yaitu dibalik penderitaan ada peluang akan terjadi kepadaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar